Banjir mengancam enam stasiun kereta api bawah tanah di Kota Bangkok.
Thailand belum lepas dari krisis banjir. Bah kini bahkan mengancam pusat Kota Bangkok, Bandara, Suvarnabhumi, dan dua kawasan industri. Para pejabat terkait sedang berpacu dengan waktu untuk mengeluarkan air dari bagian timur ibu kota melalui kanal-kanal.Namun kurangnya koordinasi antara pejabat level nasional dan kota berpotensi menyebabkan Bangkok dalam kondisi lebih berbahaya.
Seperti dimuat CNN, banjir juga mengancam beberapa stasiun bawah tanah di kota itu. Sementara itu, para pejabat mendesak warga untuk tidak membongkar barikade banjir yang dibangun untuk mengalirkan air dari Bangkok.
Setidaknya enam stasiun kereta bawah tanah berada di jalur banjir. Warga mengancam membuka blokade, agar air tak membanjiri lingkungan mereka.
"Masalah utama yang dihadapi terkait banjir saat ini bukan lagi soal teknis, namun sikap masyarakat," kata Perdana Menteri, Yingluck Shinawatra dalam siaran radio mingguan.
Banjir telah menewaskan 442 orang. Kementerian Dalam Negeri menyebut, air telah merendam 25 dari 64 provinsi di negara tersebut.
Saat ini, pusat bisnis Kota Bangkok masih kering, namun bagian lain di kota metropolitan yang dihuni 12 juta orang itu kebanjiran.
Banjir memiliki dampak besar, sebab banyak pabrik dan kantor telah terendam lebih dari sebulan. Termasuk, Hi Tech Industrial Park di mana pabrik perakitan Canon dan Sony berada.
Sementara, seperti dimuat Thailand News, Yingluck meyakinkan penduduk Bangkok bahwa ancaman banjir ke pusat kota, kecil. Barikade dan benteng karung pasir telah selesai dibangun, sistem drainase juga menjaga pusat ekonomi dan politik tetap kering.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar