Pemerintah AS dituduh sengaja menutup-nutupi bukti keberadaan mahluk luar angkasa.
Dua petisi disampaikan pada Presiden Barack Obama. Meminta Gedung Putih -- yang disebut sengaja menutupi keberadaan makhluk ekstraterrestrial -- mengungkap dokumen-dokumen dari seluruh lembaga, termasuk militer, yang relevan dengan fenomena itu. Termasuk kontak mereka dengan alien.Gedung Putih akhirnya memenuhi tuntutan itu. "Pemerintah Amerika Serikat tak punya bukti adanya kehidupan lain di luar Bumi, atau bahwa mahluk ekstraterrestrial telah mengontak manusia," kata Phil Larson, pejabat Gedung Putih yang membidangi sains dan teknologi.
"Sebagai tambahan, tak ada informasi kredibel yang membuktikan ada bukti yang sengaja disembunyikan dari masyarakat," kata dia.
Untuk diketahui, petisi yang berisi tuntutan agar pemerintah Obama menguak pengetahuan atau bahkan komunikasi dengan alien ditandatangani 5.387 orang, sementara 12.078 orang menuntut penjelasan Gedung Putih soal hubungan alien dengan manusia.
"Ratusan anggota militer dan birokrat menjadi saksi dan memberi pengakuan yang mengonfirmasi keberadaan mahluk ekstraterrestrial," kata petisi yang kedua. "Jajak pendapat saat ini mengindikasikan, lebih dari 50 persen orang AS percaya ada keberadaan mahluk luar angkasa, 80 persennya yakin pemerintah tidak mengatakan kebernaran soal ini. Masyarakat berhak tahu."
Petisi itu dipicu sebuah inisiatif yang dikeluarkan pemerintah Obama, yang disebut 'We the People' yang mewajibkan staf pemerintah merespon dan mempertimbangkan untuk ambil tindakan terkait isu yang ditandatangani setidaknya 5.000 orang secara online dalam 30 hari. Belakangan, diputuskan, tanda tangan minimal menjadi 25.000,
Kembali ke jawaban Gedung Putih, Larson menekankan, fakta menunjukkan, tak ada bukti sahih tentang keberadaan mahluk luar angkasa di Bumi. Meski sejumlah peneliti telah menyimpulkan, bahwa kemungkinan ada kehidupan di luar sana, namun peluang kontak mereka dengan manusia sangat kecil, mengingat jarak yang luar biasa jauh. "Namun, bukan berarti keberadaan mahluk hidup di luar manusia, tidak didiskusikan dan dieksplorasi," kata Larson.
Ia menyebut, salah satu cara untuk mendeteksi keberadaan mahluk ekstraterrestrial adalah dengan 'memasang telinga', menemukan sinyal yang dipancarkan peradaban alien. Namun, itu belum membuahkan hasil. Cara yang awalnya menjadi proyek NASA itu kini didanai swasta.
Larson menambahkan, pesawat luar angkasa Kepler juga sedang bertugas mencari planet serupa dengan Bumi dalam zona habitasi di antara bintang-bintang, juga Curiosity rover yang segera diluncurkan ke Mars bulan ini -- untuk mencari tahu apakah ada atau pernah ada kehidupan di 'planet merah'.
Saat ini bukti yang tersaji soal kehidupan di luar angkasa saat ini, dia menambahkan, baru 'statistis dan spekulatif'. "Faktanya adalah kita tidak memiliki bukti kredibel kehadiran makhluk luar angkasa di Bumi."
Menanggapi pernyataan Gedung Putih, Paradigm Research Group, salah satu organisasi pengirim petisi mengaku tak puas. Kata mereka, tanggapan 'staf level rendah' tak bisa diterima. Mereka akan memulai kampanye petisi baru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar